Selasa, 18 November 2014

artikel satelit garuda 1



Februari tahun 2000, sebuah satelit anyar diluncurkan menempati lintasan imajener yang terletak 36.000 km diatas permukaan bumi. Nama satelit itu adalah Garuda-1. Membikin suprise di dunia telekomunikasi, tidak hanya indonesia dunia pun terlonjak kaget. Terang saja dunia tercengang dengan kemampuan Indonesia ini. Sewaktu itu dapat dikatakan seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan pada orbit rendah (600 - 1.00 km) dan menengah (7.000 - 10.000 km). Satelit - satelit ini punya beberapa kelemahan . Pertama, daya jangkaunya yang terbatas. Padahal untuk bisa meliputi sebelah belahan dunia membutuhkan sekitar 60 satelit rendah atau 12 satelit berorbit menengah. Disamping itu, ada kelemahan lainnya, yaitu pengoperasian sistem telekomunikasi satelit pada telepon bergerak kala itu pesawatnya tidak praktis.Bayangkan perangkat telepon bergerak yang digunakan berkomunikasi via satelit punya ukuran hampir sebesar kopor untuk traveling.Pengoperasiannya juga memerlukan stasiun bumi berupa antena parabola berdiameter satu meter. Pelepasan satelit Garuda-1 keatas langit jelas menambah gengsi politik dan ekonomi.Disamping sistem FSS (Palapa dan Telkom) Indonesia menjadi salah satu negara pengguna dan pemilik satelit terbesar dikawasan Asia. Penggagasnya? Jangan heran kalau disebutkan, dia tak lain tak bukan adalah Putra Indonesia.Namanya Adi Rahman Adiwoso.Lahir di Yogyakarta 26 Juli 1953.Mengenyam pendidikan tinggi di Bachelor of Science Bidang Aeronautika dan Astronautika,California Institute of Technology,USA (1976). Adiwoso sudah lama berkecimpung didunia persatelitan.Pada 1970-an, ketika ia masih kuliah di AS, ia magang di bagian perakitan satelit Hughes Aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang berbasis di California.Selepas 8 tahun bekerja ia kemudia pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta.Berbekal ke ahliannya yang dimilikinya, dia lantas menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada dipasaran dunia.Teknologi ini memungkinkan komunikasi handphone mampu dilakukan di mana saja Make Money at : http://bit.ly/copy_win

Make Money at : http://bit.ly/copy_win

Februari tahun 2000, sebuah satelit anyar diluncurkan menempati lintasan imajener yang terletak 36.000 km diatas permukaan bumi. Nama satelit itu adalah Garuda-1. Membikin suprise di dunia telekomunikasi, tidak hanya indonesia dunia pun terlonjak kaget. Terang saja dunia tercengang dengan kemampuan Indonesia ini. Sewaktu itu dapat dikatakan seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan pada orbit rendah (600 - 1.00 km) dan menengah (7.000 - 10.000 km). Satelit - satelit ini punya beberapa kelemahan . Pertama, daya jangkaunya yang terbatas. Padahal untuk bisa meliputi sebelah belahan dunia membutuhkan sekitar 60 satelit rendah atau 12 satelit berorbit menengah. Disamping itu, ada kelemahan lainnya, yaitu pengoperasian sistem telekomunikasi satelit pada telepon bergerak kala itu pesawatnya tidak praktis.Bayangkan perangkat telepon bergerak yang digunakan berkomunikasi via satelit punya ukuran hampir sebesar kopor untuk traveling.Pengoperasiannya juga memerlukan stasiun bumi berupa antena parabola berdiameter satu meter. Pelepasan satelit Garuda-1 keatas langit jelas menambah gengsi politik dan ekonomi.Disamping sistem FSS (Palapa dan Telkom) Indonesia menjadi salah satu negara pengguna dan pemilik satelit terbesar dikawasan Asia. Penggagasnya? Jangan heran kalau disebutkan, dia tak lain tak bukan adalah Putra Indonesia.Namanya Adi Rahman Adiwoso.Lahir di Yogyakarta 26 Juli 1953.Mengenyam pendidikan tinggi di Bachelor of Science Bidang Aeronautika dan Astronautika,California Institute of Technology,USA (1976). Adiwoso sudah lama berkecimpung didunia persatelitan.Pada 1970-an, ketika ia masih kuliah di AS, ia magang di bagian perakitan satelit Hughes Aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang berbasis di California.Selepas 8 tahun bekerja ia kemudia pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta.Berbekal ke ahliannya yang dimilikinya, dia lantas menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada dipasaran dunia.Teknologi ini memungkinkan komunikasi handphone mampu dilakukan di mana saja. Make Money at : http://bit.ly/copy_win

Make Money at : http://bit.ly/copy_win

 


nama:rinaldo triyanto
tanggal lahir:28-10-1998
tempat lahir:rumah sakit mutia sari,duri
nama panggilan:edo
jenis kelamin:laki laki
anak ke:3
alamat:jalan obor 3 nomor 21,duri
pekerjaan ibu:guru
nomor telepon ibu:081378076535



SATELIT GARUDA 1




Februari tahun 2000, sebuah satelit anyar diluncurkan menempati lintasan imajener yang terletak 36.000 km diatas permukaan bumi. Nama satelit itu adalah Garuda-1. Membikin suprise di dunia telekomunikasi, tidak hanya indonesia dunia pun terlonjak kaget.
    Terang saja dunia tercengang dengan kemampuan Indonesia ini. Sewaktu itu dapat dikatakan seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan pada orbit rendah (600 - 1.00 km) dan menengah (7.000 - 10.000 km). Satelit - satelit ini punya beberapa kelemahan . Pertama, daya jangkaunya yang terbatas. Padahal untuk bisa meliputi sebelah belahan dunia membutuhkan sekitar 60 satelit rendah atau 12 satelit berorbit menengah.
    Disamping itu, ada kelemahan lainnya, yaitu pengoperasian sistem telekomunikasi satelit pada telepon bergerak kala itu pesawatnya tidak praktis.Bayangkan perangkat telepon bergerak yang digunakan berkomunikasi via satelit punya ukuran hampir sebesar kopor untuk traveling.Pengoperasiannya juga memerlukan stasiun bumi berupa antena parabola berdiameter satu meter.
    Pelepasan satelit Garuda-1 keatas langit jelas menambah gengsi politik dan ekonomi.Disamping sistem FSS (Palapa dan Telkom) Indonesia menjadi salah satu negara pengguna dan pemilik satelit
terbesar dikawasan Asia.
    Penggagasnya? Jangan heran kalau disebutkan, dia tak lain tak bukan adalah Putra Indonesia.Namanya Adi Rahman Adiwoso.Lahir di Yogyakarta 26 Juli 1953.Mengenyam pendidikan tinggi di Bachelor of Science Bidang Aeronautika dan Astronautika,california institute of technology,USA (1976).
    Adiwoso sudah lama berkecimpung didunia persatelitan.Pada 1970-an, ketika ia masih kuliah di as, ia magang di bagian perakitan satelit hughes aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang berbasis di california.Selepas 8 tahun bekerja ia kemudia pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta.Berbekal ke ahliannya yang dimilikinya, dia lantas menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada dipasaran dunia.Teknologi ini memungkinkan komunikasi handphone mampu dilakukan di mana saja.